Selasa, 12 Agustus 2014

Pengantar Ilmu Peraian II






BAB II
DAERAH PENANGKAPAN IKAN DAN BEBERAPA METODA PENCARIAN IKAN
                2.1 Klasifikasi ikan menurut ekologinya
Ikan-ikan yang ada dilaut umumnya diklasifikasikan menurut ordo, keluarga, genus, dan seterusnya. Pengklasifikasian dapat juga ditempuh sebarannya secara horizontal maupun secara vertikal. Pembagian berikut menggolongkan ikan-ikan dalam pengelompokan menurut ekologiny, disamping juga menentukan batas-batas pengeksplotasiannya (Okonski, 1989), sebagai berikut :
a.       Ikan dasar, yaitu ikan-ikan yang hidup di dasar perairan atau bahkan terkadang menguburkan diri di dasar perairan tersebut.
b.      Ikan dasar yang hidup dekat dasar perairan.
c.       Ikan pelagik yang hidup di antara permukaan dan dasar perairan

Kelompok ekologis tersebut menyebabkan adanya penggolongan zona pengeksploitasian sebagai berikut :
a.     Zona dasar atau demersal hingga ketinggian 0.5 m di atas dasar perairan
b.    Zona dasar hingga ketinggian 10 m di dasar perairan
c.     Zona pelagik

2.2 Daerah penangkapan ikan
Daerah penangkapan ikan adalah suatu daerah perairan tempat ikan berkumpul dimana penangkapan ikan dapat dilakukan dengan baik denan ciri-ciri tempat tersebut sebagai tempat pelaksanaan aktivitas penangkapan dan terdapat gerombolan ikan yang bernilai ekonomi. Secara tradisional tentang keberadaan ikan di suatu daerah penangkapan ikan (fishing ground) dapat diketahui dengan beberapa cara :
1.      Berdasarkan pengalaman penangkapan sebelumnya di lokasi tersebut
2.      Melalui percobaan penangkapan seperti menggunakan pancing dan peralatan modern untuk pendeteksian keberadaan gerombolan ikan.
Ada beberapa indikasi penting yang dapat dijadikan panduan bagi penentuan suatu daerah penangkapan ikan seperti :
1.      Berdasarkan pengetahuan tentang keberadaan suatu jenis plankton tertentu
2.      Keadaan topografi dasar laut dan juga sedimen yang menyusunnya
3.      Sifat kimia air laut, suhu, dan kejernihan air
4.      Data hasil penangkapan ikan selama beberapa tahun terhadap jenis ikan tertentu (time series data)
Oleh karena itu agar kelestarian sumberdaya hayati di dalam daerah penangkapan ikan dapat terpelihara ada beberapa cara penting perlu dibuat:
1.      Mengadakan pembatasan waktu penngkapan ikan dengan cara laranga penangkapan pada waktu ikan sedang memijah atau bertelur
2.      Menggunakan alat-alat tangkap yang selektif (seperti pancing, jaring insang)
3.      Hindari usaha penangkapan yang menggunakan bahan peledak dan racun.
4.      Hindari pencemaran lingkungan perairan.

2.3 Jenis-jenis daerah penangkapan ikan
Jenis atau pengklasifikasian daerah penangkapan ikan seringkali di dasarkan kepada spesies menjadi tujuan penangkapan, alat tangkap yang dipakai atau menurut lokasi operasinya usaha perikanan
a.      Klasifikasi menurut spesies, yaitu daerah penangkapan ikan tuna, cakalang, lemuru, dsb.
b.      Berdasarkan jenis alat tangkap, yaitu daerah penangkapan longline, trawl, pole and line (hutate), purse seine (jaring lingkar) dsb.
c.       Berdasarkan kedalaman perairan
d.      Berdasarkan nama kawasan perairan penangkapan
e.      Berdasarkan pembagian kawasan laut secara umum
f.        Klasifikasi daerah penangkapan ikan menurut  Nomura (1991)

2.4 Pencarian kelompok ikan
Berikut ini adalah berbagai cara pendeteksian dan pencarian untuk mengetahui dimana keberadaan ikan antara lain : Berdasarkan pengamatan secara langsung pada waktu beroperasi, Melihat kelompok-kelompok burung laut, Melihat terjadinya perubahan warna air laut dan riak-riak air, Penggunaan fishfinder untuk mencari dan menemukan ikan, Dengan cara menaburkan umpan selama dalam perjalanan menuju daerah penangkapan, dan Menggunakan rawai ataupun tonda.

2.5 Beberapa metode menemukan kelompok ikan           
a.       Berdasarkan penglihatan
Kejelian dan ketajaman penglihatan sejauh ini masih umum digunakan untuk menemukan kelompok ikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
b.      Berdasarkan indikasi tertentu di laut
Cara atau metode bisa dilakukan melalui berbagai indikasi adanya kelompok ikan. Yaitu dengan cara emadukan data yang berkaitan dengan suhu, salinitas, keadaan laut, tekanan udara yang rendah, perubahan warna air laut serta lain sebagainya.
c.       Berdasarkan uji coba penangkapan
Uji coba penangkapan (trial fishing) dilakukan guna mengetahui apakah sesuatu daerah cuku potensial untuk dilakukan penangkapan di daerah tersebut.
d.      Berdasarkan deteksi instrumen (fish finder)
Pengamatan dengan bantuan jenis peralatan ataupun instrumentasi yang bersifat iliah, seperti fish finder misalnya, kiranya telah umum digunakan di dunia termasuk Indonesia.
e.       Berdasarkan bantuan kapal udara
Cara seperti ini umumnya baik untuk mencari daerah penangkapan maupun maupun kelompok ikan. Jenis perikanan yang memanfaatkannya antara lain perikanan purse seine, trawl, maupun pole dan line.

2.6  Fish finder dan sonar, alat bantu menemukan ikan
               Alat untuk mendeteksi atau mencari ikan dikenal dengan akustik. Peralatan ini memanfaatkan prinsip-prinsip perambatan gelombang suara secara vertikal di dalam air. Dengan alat ini diharapkan nelayan/ pengguna dapat dengan mudah dalam proses pencarian ikan, atau juga untuk mendeteksi kedalaman perairan. Berikut ini adalah keunggulan metode akustik :
-          Berkecepatan tinggi (great speed), sehingga sering disebut “quick assesment method”
-          Estimasi stok ikan secara langsung (direct estimation)
-          Memungkinkan memperoleh dan memroses data secara real time
-          Tidak berbahaya atau merusak karena frekuensi suara yag digunakan tidak membahayakan baik si pemakai, alat maupun target/ obyek survey dan dilakukan dengan jarak jauh (remote sensing)
Ruang lingkup metode akustik ialah sebagai berikut :
-          Pada survey sumberdaya hayati laut dan budidaya perairan

Prinsip-prinsip instrumen akustik :
1.         Transmitter
Transmitter menghasilkan pulsa listrik yang berfrekuensi dan brlebar tertentu tergantung dari desain transducer. Pulsa yang dibangkitkan oleh oscilloscop diperkuat dengan power amplifier sebelum pulsa tersebut disalurkan ke transducer. Power amplifier dalam transmitter meningkatkan keluaran power beberap ratus watt atau sampai beberapa kilowatt dan tingat power harus konstan.
2.         Transducer
Alat ini berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi eneri suara ketika suara akan dipancarkan, mengubah energi suara menjadi eneri listrik ketika echo sinyal diterima, dan memusatkan energi suara yang dipancarkan sebagai beam.
3.         Receiver
o   Sinyal echo (energi listrik) yang lemah yang dihasilkan oleh transducer harus iperkuat beberapa ribu kali sebelum diteruskan ke recorder
o   Penguatan echo dilakukan oleh receiver amplifier dan besarnya penguatan diatur oleh sensivitas control atau pengatur volume
o   Pada saat pulsa ditransmisikan ke dalam air, sensivitas receiver dikurangi, tapi setelah itu dinaikkan kembali hingga maksimum
o   Kekuatan echo tergantung ari ‘echo strength’ yang bersangkutan dan tidak bergantun pada jarak target terhadap transducer
o   Kemampuan mengatur sinyal echo yang disesuaikan dengan kedalaman atau jarak target berarti memiliki TVG (time varied gain) di dalam receivernya dan tergolong echo sounder modern
Fungsi dari reciver dan TVG controller berfungsi untuk menguatkan echo sinyal
o  Semua amplifier mengasilkan noise; noise yang dihasilan oleh receiver sendiri (self noise) karena rangkaian listrik di dalamnya, noise yang berasal dari transducer (ambient noise)
o  Pada prinsipnya, noise listrik harus lebih rendah dari tingkat accoustic noise
o  Receiver amplifier modern, umumnya mempunya sensivitas input sama atau lebih kecil dari 1 v = - 120 dB/ volt
o  Kedalaman max dimana untuk target dengan ukuran tertentu dapat dideteksi adalah suatu titik dimana dapat dibedakan di atas tingkat noise.
4.         Display/recorder
o  Untuk tujuan display, hanya pulsa dengan frekuensi tertentu yang kemudian dikuatkan oleh amplified lalu di demoulasi (detected atau rectified)
o  Proses ini mengubah semua tampilan (fraces) dari frekuensi echo sounder dan mengubah menjadi bagian yang positif saja dari semua bagian pulsa negatif
o  Hasilnya adalah arah positif (uni directional) dari bentuk gelombang arus DC yang dapat digunakan untuk menandai kertas pencatat (recording echo sounder), atau ‘deflect’ beam dari CRT (cathode-ray-tube) atau direkam pada data recorder
o  Echo sounder yang umum digunakan adalah recording echo sounder yang dilengkapi dengan kertas pencatat
o  Kertas pencatat yang digunakan : kertas basah (roet/moist paper), kertas kering (dry paper)
o  Recorder juga melakukan fungsi koordinasi dengan komponen time base
o  Recorder memberikan sinyal pada transmitter untuk menghasilkan pulsa dan pada saat bersamaan juga mengirimkan sinyal e receiver untuk menurunkn sensivitasnya
o  Recorder mengukur selang waktu antara transmisi pulsa dan penerimaan echo
o  Display yang baik menggunakan monitor berwarna yang umum disebut colour echo sounder
o  Prinsip kerja colour eho sounder adalah intensitas echo diekspresikan denga perbedaan warna (karena intensitas echo setara dengan electric signal level)
5.         Time Base
Yaitu komponen yang membangkitkan pulsa listrik untuk menswitch on transmitter dan komponen yang menghasikan frekuensi (f) & duration (untuk memicu transducer. Time base memiliki fungsi antara lain :
1.      Untuk menghasilkan ‘clock’ dimana memungkinkan diperoleh akurasi dari pengukuran kedalaman
2.      Untuk mengontrol ‘pulse repetation rate’ saat transmisi dibuat

MACAM-MACAM SISTEM AKUSTIK

               Suatu sistem akustik adalah satu proses yang tidk bisa dipisah-pisahkan, bekerjanya suatu komponen sistem akustik tergantung dari bekerjanya komponen lain. Saat time base memicu transmitter untuk memancarkan sinyal listrik ke transducer, maka segeralah transmitter bekerja. Kemudian transducer mengubah sinyal listrik menjadi gelombang suara dan dipancarkan ke dalam air. Echo dari target segera diterima bagian receiver transducer dan diubah kembali menjadi sinyal listrik. Kekuatan echo ini kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk echogram untuk dianalisa lebih lanjut. Satu siklus tadi sudah merupakan satu sistem akustik.
        Jenis dari sistem akustik dibedakan berdasarkan perbedaan dari beam yang dipancarkan transducer. Sistem akustik tersbut diantarany adalah sistem single beam, dual beam, split beam, dan quasi ideal beam.

PENDUGAAN DENSITAS IKAN DENGAN SPLIT BEAM ECHOSOUNDER
        Perhitungan densitas ikan dilakukan dengan mengintegrasikan echo yang berasal dari ikan yang terdeteksi. Kelompok ikan tersebut dianggap membentuk sutu lapisan perairan dengan tebal perairan sesuai dengan ketebalan kelompok ikan. Lapisan perairan ini merupakan bidang-bidang datar dan integrasi echo dilakukan untuk bidang datar berlapis-lapis dan berturut-turut hingga seluruh volume perairan yang dibentuk kelompok ikan terintegrasi secara keseluruhan

TARGET STRENGTH
        Target strength (TS) adalah suatu ukuran yang menggambarkan kemampuan suatu target untuk memantulkan gelombang suara yang datang membentur. Kekuatan pantulan gema (echo) dari ikan atau target lainnya umumnya disebut juga target strength. Nilai target strength didefinisikan sebagai 10 kali nilai logaritma intensitas suara yang dipantulkan yang diukur pada jarak 1m dari ikan dibagi dengan intensitas suara yang mengenai ikan.

APLIKASI SISTEM AKUSTIK DALAM DUNIA PERIKANAN DAN KELAUTAN
        Sistem akustik pertama kali berkembang di Negara Amerika Serikat untuk keperluan angkatan bersenjata. Setelah tahun 1935, alat akustik sudah mulai digunakan untuk penelitian perikanan yang dimulai di negara norwegia.
        Eksplorasi di bidang perikanan sebelumnya masih banyak menggunakan metode tagging, marking, larva and egg, CPUE. Beberapa aplikasi peralatan akustik di dunia perikanan maupun kelautan antara lain :
Penggunaan alat akustik di bidang perikanan :
o   Untuk eksplorasi densitas ikan di suatu perairan tertentu
o   Untuk mendeteksi ikan tunggal di suatu perairan tertentu
o   Untuk mendeteksi tentang ruaya ikan
o   Untuk mengetahu ruaya ikan secara horizontal maupun vertikal stock ikan di suatu perairan
o   Mengetaui kecepatn renang dan posisi ikan di bawah transducer
o   Untuk mengetahui densitas ikan di suatu wadah/pen fish
Penggunaan dalam penankapan :
o   Untuk mengetahui bukaan mulut jaring pada trawl
o   Untuk melihat reaksi menghindar ikan pada mulut jaring trawl
o   Untuk mengetahui keberadaan ikan saat mencari daerah penangkapan
o   Untuk mengetahui keberadaan ikan di dalam jaring pukat cincin
o   Untuk mengetahui keberadaan ikan hasil tangkapan pada alat tangkap long line



Penggunaan dalam bidang survei dasar perairan :
       Penggunaan alat akustik dalam bidang geologi sekarang ini juga sudah banyak dilakukan. Satu contoh pusat penelitian geologi laut – Bandung telah melakukan berbagai survei geologi dengan menggunakan alat akustik scan untuk mengetahui tipe substrat dasar perairan. Data yang diperoleh memberikan informasi tipe-tipe substrat seperti lumpur, lumpur-pasir, pasir, kerikil.

Sonar
Dewasa ini, sonar nampaknya lebih banyak dimanfaatkan, baik pada saat pendeteksian ikan maupun saat dilakukan operasi penangkapan. Hal ini disebabkan karena sonar dapat dialihkan dari satu sisi ke sisi lain atau mungkin ke arah haluan kapal sekalipun dalam rangka mencari serta menentukan kelompok ikan. Sesuai dengan kenyataan, bahwa soundbeam membentuk sudut tertentu baik dekat maupun jauh suara yang dipantulkan akan menyentuh dasar perairan, walau sedikit banyak bergantung juga pada kedalaman laut. Gema yang dipantulkan oleh dasar perairan tadi akan bercampur baur dengan kelompok-kelompok ikan yang juga ikut tergambar pada layar penerima pantulan tersebut

Cara/taktik mengumpulkan ikan
          Tidak jarang terjadi bahwa walau kita sudah mengetahui adanya ikan-ikan pada suatu daerah atau daerah tertentu, kita masih saja menghadapi berbagai kesulitan yang harus kita tanggulangi. Adapun kesulitan yang kita hadapi tersebut, utamanya menyangkut faktor maupun masalah lingkungan maupun situasi yang mau tidak mau sangat berpengaruh terhadap proses penangkapan. Kondisi atau situasi tersebut antara lain :
1.      Keadaan daerah penangkapan yang mungkin terlalu kasar, berkarang atau mungkin bahkan berbeting yang mungkin sangat membahayakan bagi pengoperasian jaring.
2.      Keadaan ikan yang terlalu menyebar.
3.      Kelompok ikan berada ada area yang relatif lebih dalam bila dibandingkan dengan area cakup jaring.
4.      Kecepatan renang ikan terlalu tinggi, sukar untuk dihalangi maupun dihentikan.
5.      Ikan-ikan ternyata tidak mengikuti arah ang diharapkan untuk menuju jenis alat penangkap yang telah disediakan, seperti misalnya jenis-jenis alat penangkap yang berbentuk perangkap.
         
Cara-cara utama yang berkaitan dengan tujuan menghambat tersebut daat digolongkan menjadi 2 kategori sebagai berikut :
1.      Metode pikatan secara induktif
Metode mengumpulkan ikan ini ditempuh dengan jalan memikat ikan secara insting atau naluriah, spontan serta selektif, sehingga memungkinkan bagi dilangsungkannya operasi penangkapan. Bila ditinjau lebih dalam, metode ini sebenarnya masih dapat kita bedakan lagi jadi kelompok-kelompok yang lebih kecil lagi sifatnya seperti berikut ini :
(a)    Metode pikatan dengan bantuam umpan
(b)   Metode pikatan dengan bantuan cahaya atau obor
2.      Metode mengumpulkan secara kompulsif
Adapun metode ikan ini secara umum dapat dibedakan sebgai berikut :
(a)    Mengeuti ikan dengan bantuan berupa bentuk ataupun warna tertentu
(b)   Mengejuti ikan dengan suara-suara atau bunyi tertentu.
(c)    Kombinasi dari (a) dan (b)
            Metode atau taktik mengejutkan ikan ini secara lebih lengkap tersaji pada tulisan Gunarso (1985, 1991) yang mengetengahkan cara ini menjadi beberapa golongan seperti :
(a)    Mengejuti berdasarkan pendengaran
(b)   Mengejuti berdasarkan penglihatan
(c)    Mengejuti dengan menggunakan arus listrik
(d)   Mengejuti dengan bahan kimiawi

1.      Sebutkan 3 zona pengeksploitasian!
-          Zona dasar atau demersal hingga ketinggian 0.5 m di atas dasar perairan
-          Zona dasar hingga ketinggian 10 m di dasar perairan
-          Zona pelagik

2.      Apa yang dimaksud dengan daerah penangkapan?
Daerah penangkapan ikan adalah suatu daerah perairan tempat ikan berkumpul dimana penangkapan ikan dapat dilakukan dengan baik denan ciri-ciri tempat tersebut sebagai tempat pelaksanaan aktivitas penangkapan dan terdapat gerombolan ikan yang bernilai ekonomi

3.      Sebutkan 5 macam metode menemukan kelompok ikan!
Berdasarkan penglihatan, berdasarkan indikasi tertentu di laut, berdasarkan uji coba penangkapan, berdasarkan deteksi instrumen (fish finder), berdasarkan bantuan kapal udara

4.      Sebutkan pengertian dari sistem akustik!
Sistem akustik adalah satu proses yang tidk bisa dipisah-pisahkan, bekerjanya suatu komponen sistem akustik tergantung dari bekerjanya komponen lain


5.      Sebutkan 2 metode pikatan secara induktif!
-          Metode pikatan dengan bantuam umpan

-          Metode pikatan dengan bantuan cahaya atau obor

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar