BAB II
DAERAH PENANGKAPAN IKAN DAN BEBERAPA
METODA PENCARIAN IKAN
2.1 Klasifikasi ikan menurut ekologinya
Ikan-ikan yang ada dilaut umumnya
diklasifikasikan menurut ordo, keluarga, genus, dan seterusnya.
Pengklasifikasian dapat juga ditempuh sebarannya secara horizontal maupun
secara vertikal. Pembagian berikut menggolongkan ikan-ikan dalam pengelompokan
menurut ekologiny, disamping juga menentukan batas-batas pengeksplotasiannya
(Okonski, 1989), sebagai berikut :
a.
Ikan dasar,
yaitu ikan-ikan yang hidup di dasar perairan atau bahkan terkadang menguburkan
diri di dasar perairan tersebut.
b.
Ikan dasar yang
hidup dekat dasar perairan.
c.
Ikan pelagik
yang hidup di antara permukaan dan dasar perairan
Kelompok
ekologis tersebut menyebabkan adanya penggolongan zona pengeksploitasian
sebagai berikut :
a.
Zona dasar atau
demersal hingga ketinggian 0.5 m di atas dasar perairan
b.
Zona dasar
hingga ketinggian 10 m di dasar perairan
c.
Zona pelagik
2.2 Daerah
penangkapan ikan
Daerah
penangkapan ikan adalah suatu daerah perairan tempat ikan berkumpul dimana
penangkapan ikan dapat dilakukan dengan baik denan ciri-ciri tempat tersebut
sebagai tempat pelaksanaan aktivitas penangkapan dan terdapat gerombolan ikan
yang bernilai ekonomi. Secara tradisional tentang keberadaan ikan di suatu
daerah penangkapan ikan (fishing ground) dapat diketahui dengan beberapa cara :
1.
Berdasarkan
pengalaman penangkapan sebelumnya di lokasi tersebut
2.
Melalui
percobaan penangkapan seperti menggunakan pancing dan peralatan modern untuk
pendeteksian keberadaan gerombolan ikan.
Ada beberapa indikasi penting yang dapat dijadikan
panduan bagi penentuan suatu daerah penangkapan ikan seperti :
1.
Berdasarkan
pengetahuan tentang keberadaan suatu jenis plankton tertentu
2.
Keadaan
topografi dasar laut dan juga sedimen yang menyusunnya
3.
Sifat kimia air
laut, suhu, dan kejernihan air
4.
Data hasil
penangkapan ikan selama beberapa tahun terhadap jenis ikan tertentu (time
series data)
Oleh karena itu
agar kelestarian sumberdaya hayati di dalam daerah penangkapan ikan dapat
terpelihara ada beberapa cara penting perlu dibuat:
1.
Mengadakan
pembatasan waktu penngkapan ikan dengan cara laranga penangkapan pada waktu
ikan sedang memijah atau bertelur
2.
Menggunakan
alat-alat tangkap yang selektif (seperti pancing, jaring insang)
3.
Hindari usaha
penangkapan yang menggunakan bahan peledak dan racun.
4.
Hindari
pencemaran lingkungan perairan.
2.3 Jenis-jenis
daerah penangkapan ikan
Jenis atau
pengklasifikasian daerah penangkapan ikan seringkali di dasarkan kepada spesies
menjadi tujuan penangkapan, alat tangkap yang dipakai atau menurut lokasi operasinya
usaha perikanan
a.
Klasifikasi
menurut spesies, yaitu daerah penangkapan ikan tuna, cakalang, lemuru, dsb.
b.
Berdasarkan
jenis alat tangkap, yaitu daerah penangkapan longline, trawl, pole and line
(hutate), purse seine (jaring lingkar) dsb.
c.
Berdasarkan
kedalaman perairan
d.
Berdasarkan
nama kawasan perairan penangkapan
e.
Berdasarkan
pembagian kawasan laut secara umum
f.
Klasifikasi
daerah penangkapan ikan menurut Nomura (1991)
2.4 Pencarian
kelompok ikan
Berikut ini adalah berbagai cara
pendeteksian dan pencarian untuk mengetahui dimana keberadaan ikan antara lain
: Berdasarkan pengamatan secara langsung pada waktu beroperasi, Melihat
kelompok-kelompok burung laut, Melihat terjadinya perubahan warna air laut dan
riak-riak air, Penggunaan fishfinder untuk mencari dan menemukan ikan, Dengan
cara menaburkan umpan selama dalam perjalanan menuju daerah penangkapan, dan
Menggunakan rawai ataupun tonda.
2.5 Beberapa
metode menemukan kelompok ikan
a.
Berdasarkan
penglihatan
Kejelian dan
ketajaman penglihatan sejauh ini masih umum digunakan untuk menemukan kelompok
ikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
b.
Berdasarkan
indikasi tertentu di laut
Cara atau
metode bisa dilakukan melalui berbagai indikasi adanya kelompok ikan. Yaitu
dengan cara emadukan data yang berkaitan dengan suhu, salinitas, keadaan laut,
tekanan udara yang rendah, perubahan warna air laut serta lain sebagainya.
c.
Berdasarkan uji
coba penangkapan
Uji coba
penangkapan (trial fishing) dilakukan guna mengetahui apakah sesuatu daerah
cuku potensial untuk dilakukan penangkapan di daerah tersebut.
d.
Berdasarkan
deteksi instrumen (fish finder)
Pengamatan
dengan bantuan jenis peralatan ataupun instrumentasi yang bersifat iliah,
seperti fish finder misalnya, kiranya telah umum digunakan di dunia termasuk
Indonesia.
e.
Berdasarkan
bantuan kapal udara
Cara seperti
ini umumnya baik untuk mencari daerah penangkapan maupun maupun kelompok ikan.
Jenis perikanan yang memanfaatkannya antara lain perikanan purse seine, trawl,
maupun pole dan line.
2.6 Fish
finder dan sonar, alat bantu menemukan ikan
Alat untuk mendeteksi atau mencari ikan dikenal dengan akustik. Peralatan ini
memanfaatkan prinsip-prinsip perambatan gelombang suara secara vertikal di
dalam air. Dengan alat ini diharapkan nelayan/ pengguna dapat dengan mudah
dalam proses pencarian ikan, atau juga untuk mendeteksi kedalaman perairan.
Berikut ini adalah keunggulan metode akustik :
- Berkecepatan
tinggi (great speed), sehingga sering disebut “quick assesment method”
- Estimasi stok
ikan secara langsung (direct estimation)
- Memungkinkan
memperoleh dan memroses data secara real time
- Tidak berbahaya
atau merusak karena frekuensi suara yag digunakan tidak membahayakan baik si
pemakai, alat maupun target/ obyek survey dan dilakukan dengan jarak jauh
(remote sensing)
Ruang lingkup
metode akustik ialah sebagai berikut :
- Pada survey
sumberdaya hayati laut dan budidaya perairan
Prinsip-prinsip
instrumen akustik :
1.
Transmitter
Transmitter
menghasilkan pulsa listrik yang berfrekuensi dan brlebar tertentu tergantung
dari desain transducer. Pulsa yang dibangkitkan oleh oscilloscop diperkuat
dengan power amplifier sebelum pulsa tersebut disalurkan ke transducer. Power
amplifier dalam transmitter meningkatkan keluaran power beberap ratus watt atau
sampai beberapa kilowatt dan tingat power harus konstan.
2.
Transducer
Alat ini
berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi eneri suara ketika suara akan
dipancarkan, mengubah energi suara menjadi eneri listrik ketika echo sinyal
diterima, dan memusatkan energi suara yang dipancarkan sebagai beam.
3.
Receiver
o Sinyal echo
(energi listrik) yang lemah yang dihasilkan oleh transducer harus iperkuat
beberapa ribu kali sebelum diteruskan ke recorder
o Penguatan echo
dilakukan oleh receiver amplifier dan besarnya penguatan diatur oleh sensivitas
control atau pengatur volume
o Pada saat pulsa
ditransmisikan ke dalam air, sensivitas receiver dikurangi, tapi setelah itu
dinaikkan kembali hingga maksimum
o Kekuatan echo
tergantung ari ‘echo strength’ yang bersangkutan dan tidak bergantun pada jarak
target terhadap transducer
o Kemampuan
mengatur sinyal echo yang disesuaikan dengan kedalaman atau jarak target
berarti memiliki TVG (time varied gain) di dalam receivernya dan tergolong echo
sounder modern
Fungsi dari
reciver dan TVG controller berfungsi untuk menguatkan echo sinyal
o Semua amplifier
mengasilkan noise; noise yang dihasilan oleh receiver sendiri (self noise)
karena rangkaian listrik di dalamnya, noise yang berasal dari transducer
(ambient noise)
o Pada
prinsipnya, noise listrik harus lebih rendah dari tingkat accoustic noise
o Receiver
amplifier modern, umumnya mempunya sensivitas input sama atau lebih kecil dari
1 v = - 120 dB/ volt
o Kedalaman max dimana untuk target dengan ukuran tertentu
dapat dideteksi adalah suatu titik dimana dapat dibedakan di atas tingkat
noise.
4. Display/recorder
o Untuk tujuan display, hanya pulsa dengan frekuensi
tertentu yang kemudian dikuatkan oleh amplified lalu di demoulasi (detected
atau rectified)
o Proses ini mengubah semua tampilan (fraces) dari
frekuensi echo sounder dan mengubah menjadi bagian yang positif saja dari semua
bagian pulsa negatif
o Hasilnya adalah arah positif (uni directional) dari
bentuk gelombang arus DC yang dapat digunakan untuk menandai kertas pencatat
(recording echo sounder), atau ‘deflect’ beam dari CRT (cathode-ray-tube) atau
direkam pada data recorder
o Echo sounder yang umum digunakan adalah recording echo
sounder yang dilengkapi dengan kertas pencatat
o Kertas pencatat yang digunakan : kertas basah (roet/moist
paper), kertas kering (dry paper)
o Recorder juga melakukan fungsi koordinasi dengan komponen
time base
o Recorder memberikan sinyal pada transmitter untuk
menghasilkan pulsa dan pada saat bersamaan juga mengirimkan sinyal e receiver
untuk menurunkn sensivitasnya
o Recorder mengukur selang waktu antara transmisi pulsa dan
penerimaan echo
o Display yang baik menggunakan monitor berwarna yang umum
disebut colour echo sounder
o Prinsip kerja colour eho sounder adalah intensitas echo
diekspresikan denga perbedaan warna (karena intensitas echo setara dengan
electric signal level)
5. Time Base
Yaitu komponen
yang membangkitkan pulsa listrik untuk menswitch on transmitter dan komponen
yang menghasikan frekuensi (f) & duration (untuk memicu transducer. Time base memiliki fungsi antara
lain :
1. Untuk menghasilkan ‘clock’ dimana memungkinkan diperoleh
akurasi dari pengukuran kedalaman
2. Untuk mengontrol ‘pulse repetation rate’ saat transmisi
dibuat
MACAM-MACAM SISTEM AKUSTIK
Suatu sistem akustik adalah satu
proses yang tidk bisa dipisah-pisahkan, bekerjanya suatu komponen sistem
akustik tergantung dari bekerjanya komponen lain. Saat time base memicu
transmitter untuk memancarkan sinyal listrik ke transducer, maka segeralah
transmitter bekerja. Kemudian transducer mengubah sinyal listrik menjadi
gelombang suara dan dipancarkan ke dalam air. Echo dari target segera diterima
bagian receiver transducer dan diubah kembali menjadi sinyal listrik. Kekuatan
echo ini kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk echogram untuk dianalisa lebih
lanjut. Satu siklus tadi sudah merupakan satu sistem akustik.
Jenis dari sistem akustik dibedakan berdasarkan perbedaan dari beam yang
dipancarkan transducer. Sistem akustik tersbut diantarany adalah sistem single
beam, dual beam, split beam, dan quasi ideal beam.
PENDUGAAN
DENSITAS IKAN DENGAN SPLIT BEAM ECHOSOUNDER
Perhitungan densitas ikan dilakukan dengan mengintegrasikan echo yang berasal
dari ikan yang terdeteksi. Kelompok ikan tersebut dianggap membentuk sutu
lapisan perairan dengan tebal perairan sesuai dengan ketebalan kelompok ikan.
Lapisan perairan ini merupakan bidang-bidang datar dan integrasi echo dilakukan
untuk bidang datar berlapis-lapis dan berturut-turut hingga seluruh volume
perairan yang dibentuk kelompok ikan terintegrasi secara keseluruhan
TARGET STRENGTH
Target strength (TS) adalah suatu ukuran yang menggambarkan kemampuan suatu
target untuk memantulkan gelombang suara yang datang membentur. Kekuatan
pantulan gema (echo) dari ikan atau target lainnya umumnya disebut juga target
strength. Nilai target strength didefinisikan sebagai 10 kali nilai logaritma
intensitas suara yang dipantulkan yang diukur pada jarak 1m dari ikan dibagi
dengan intensitas suara yang mengenai ikan.
APLIKASI SISTEM
AKUSTIK DALAM DUNIA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Sistem akustik pertama kali berkembang di Negara Amerika Serikat untuk
keperluan angkatan bersenjata. Setelah tahun 1935, alat akustik sudah mulai
digunakan untuk penelitian perikanan yang dimulai di negara norwegia.
Eksplorasi di bidang perikanan sebelumnya masih banyak menggunakan metode
tagging, marking, larva and egg, CPUE. Beberapa aplikasi peralatan akustik di
dunia perikanan maupun kelautan antara lain :
Penggunaan alat
akustik di bidang perikanan :
o Untuk eksplorasi densitas ikan di suatu perairan tertentu
o Untuk mendeteksi ikan tunggal di suatu perairan tertentu
o Untuk mendeteksi tentang ruaya ikan
o Untuk mengetahu ruaya ikan secara horizontal maupun
vertikal stock ikan di suatu perairan
o Mengetaui kecepatn renang dan posisi ikan di bawah
transducer
o Untuk mengetahui densitas ikan di suatu wadah/pen fish
Penggunaan
dalam penankapan :
o Untuk mengetahui bukaan mulut jaring pada trawl
o Untuk melihat reaksi menghindar ikan pada mulut jaring trawl
o Untuk mengetahui keberadaan ikan saat mencari daerah
penangkapan
o Untuk mengetahui keberadaan ikan di dalam jaring pukat
cincin
o Untuk mengetahui keberadaan ikan hasil tangkapan pada
alat tangkap long line
Penggunaan dalam bidang survei dasar perairan :
Penggunaan alat akustik dalam bidang geologi sekarang ini juga sudah banyak
dilakukan. Satu contoh pusat penelitian geologi laut – Bandung telah melakukan
berbagai survei geologi dengan menggunakan alat akustik scan untuk mengetahui
tipe substrat dasar perairan. Data yang diperoleh memberikan informasi
tipe-tipe substrat seperti lumpur, lumpur-pasir, pasir, kerikil.
Sonar
Dewasa ini,
sonar nampaknya lebih banyak dimanfaatkan, baik pada saat pendeteksian ikan
maupun saat dilakukan operasi penangkapan. Hal ini disebabkan karena sonar
dapat dialihkan dari satu sisi ke sisi lain atau mungkin ke arah haluan kapal
sekalipun dalam rangka mencari serta menentukan kelompok ikan. Sesuai dengan
kenyataan, bahwa soundbeam membentuk sudut tertentu baik dekat maupun jauh
suara yang dipantulkan akan menyentuh dasar perairan, walau sedikit banyak
bergantung juga pada kedalaman laut. Gema yang dipantulkan oleh dasar perairan
tadi akan bercampur baur dengan kelompok-kelompok ikan yang juga ikut tergambar
pada layar penerima pantulan tersebut
Cara/taktik
mengumpulkan ikan
Tidak jarang terjadi bahwa walau kita sudah mengetahui adanya ikan-ikan pada
suatu daerah atau daerah tertentu, kita masih saja menghadapi berbagai
kesulitan yang harus kita tanggulangi. Adapun kesulitan yang kita hadapi
tersebut, utamanya menyangkut faktor maupun masalah lingkungan maupun situasi
yang mau tidak mau sangat berpengaruh terhadap proses penangkapan. Kondisi atau
situasi tersebut antara lain :
1. Keadaan daerah
penangkapan yang mungkin terlalu kasar, berkarang atau mungkin bahkan berbeting
yang mungkin sangat membahayakan bagi pengoperasian jaring.
2. Keadaan ikan
yang terlalu menyebar.
3. Kelompok ikan
berada ada area yang relatif lebih dalam bila dibandingkan dengan area cakup
jaring.
4. Kecepatan
renang ikan terlalu tinggi, sukar untuk dihalangi maupun dihentikan.
5. Ikan-ikan
ternyata tidak mengikuti arah ang diharapkan untuk menuju jenis alat penangkap
yang telah disediakan, seperti misalnya jenis-jenis alat penangkap yang
berbentuk perangkap.
Cara-cara utama
yang berkaitan dengan tujuan menghambat tersebut daat digolongkan menjadi 2
kategori sebagai berikut :
1. Metode pikatan
secara induktif
Metode
mengumpulkan ikan ini ditempuh dengan jalan memikat ikan secara insting atau
naluriah, spontan serta selektif, sehingga memungkinkan bagi dilangsungkannya
operasi penangkapan. Bila ditinjau lebih dalam, metode ini sebenarnya masih
dapat kita bedakan lagi jadi kelompok-kelompok yang lebih kecil lagi sifatnya
seperti berikut ini :
(a) Metode pikatan
dengan bantuam umpan
(b) Metode pikatan
dengan bantuan cahaya atau obor
2. Metode
mengumpulkan secara kompulsif
Adapun metode
ikan ini secara umum dapat dibedakan sebgai berikut :
(a) Mengeuti ikan
dengan bantuan berupa bentuk ataupun warna tertentu
(b) Mengejuti ikan
dengan suara-suara atau bunyi tertentu.
(c) Kombinasi dari
(a) dan (b)
Metode atau taktik mengejutkan ikan ini secara lebih lengkap tersaji pada
tulisan Gunarso (1985, 1991) yang mengetengahkan cara ini menjadi beberapa
golongan seperti :
(a) Mengejuti
berdasarkan pendengaran
(b) Mengejuti
berdasarkan penglihatan
(c) Mengejuti
dengan menggunakan arus listrik
(d) Mengejuti
dengan bahan kimiawi
1. Sebutkan 3 zona
pengeksploitasian!
- Zona dasar atau
demersal hingga ketinggian 0.5 m di atas dasar perairan
- Zona dasar
hingga ketinggian 10 m di dasar perairan
- Zona pelagik
2. Apa yang
dimaksud dengan daerah penangkapan?
Daerah
penangkapan ikan adalah suatu daerah perairan tempat ikan berkumpul dimana
penangkapan ikan dapat dilakukan dengan baik denan ciri-ciri tempat tersebut
sebagai tempat pelaksanaan aktivitas penangkapan dan terdapat gerombolan ikan
yang bernilai ekonomi
3. Sebutkan 5
macam metode menemukan kelompok ikan!
Berdasarkan penglihatan, berdasarkan indikasi tertentu di
laut, berdasarkan uji coba penangkapan, berdasarkan deteksi instrumen (fish
finder), berdasarkan bantuan kapal udara
4.
Sebutkan pengertian dari sistem akustik!
Sistem akustik adalah satu proses yang tidk bisa dipisah-pisahkan,
bekerjanya suatu komponen sistem akustik tergantung dari bekerjanya komponen
lain
5.
Sebutkan 2 metode pikatan secara induktif!
-
Metode pikatan
dengan bantuam umpan
-
Metode pikatan
dengan bantuan cahaya atau obor